9 Okt 2017

Pengalaman Naik Bus Titian Mas #28JamMataramPart2

Sekitar pukul 20:00 Wib tibalah kami di kota Situbondo, berhenti sebentar untuk istirahat dan makan malam. Setelah 15 Menit kami makan, kami melanjutkan perjalanan kami kembali.

Pada awalnya bis terisi penuh sesuai dengan kursi yang ada, namun ketika sampai di Banyuwangi penumpang bus makin lama makin banyak, rasanya bus ini mulai sesak. Yang harusnya digunakan untuk ruang jalan didalam bis, nyatanya pihak bus menambahkan kursi-kursi plastik untuk penumpang tambahan. Dan juga ada yang duduk diatas sound system.

Waktu itu saya hanya tertawa dan batin, karena PO ini ngakunya bis eksekutif namun yang terjadi adalah seperti naik bis ekonomi. Sesak, agak panas dikit, terlebih kaki tidak bisa berselonjor sedikit dikarenakan bis sudah penuh dan sesak, ditambah depan saya adalah penumpang-penumpang kursi plastik, belum lagi depan toilet digunakan untuk orang tidur jadi ketika akan ke toilet saya harus membangunkan orangnya.

Anggap saja ini lelucon potret keragaman transportasi Indonesia

Bus melanju cukup cepat, kami tiba di Gilimanuk sekitaran pukul 22:00 dan segera berangkat menuju pulau Bali.
Perjalanan Jawa- Bali ditempuh kurang lebih satu jam setengah menggunakan kapal ferry. Tiba di Pelabuhan Ketapang bus melaju dengan kencang, sekitar  pukul 6:00 Pagi tibalah kami di Terminal Denpasar.
Perasaan saya saat itu hanya senang, karena perjalanan yang menyebalkan ini sebentar lagi akan berakhir.

Di Denpasar beberapa penumpang turun, tidak bagi dua mbak-mbak yang duduk di belakang saya (duduk di atas sound system ) .
Perjalanan dilanjutkan dari Bali menuju Pelabuhan Padang Bai lalu menuju Pelabuhan Lembar.

Durasi waktu dari Bali menuju Padang Bai sekitar tiga jam, setibanya di Pelabuhan Padang Bai kami diberi nasi kotakan berisikan ayam suwir, sambal dan kerupuk. Saya tidak memakannya karena lambung kondisi tidak enak, mulai lelah dan mual-mual.

Waktu itu saya duduk disebelah Ibu-Ibu, kebetulan tujuan kami sama. Pagi itu Ibu banyak bercerita, memberi tahu kami agar tetap berhati-hati saat turun di Terminal Mandalika. Tas-tas harus tetap dibawa sendiri, karena biasanya kuli-kuli tas sering nakal. Mereka suka seenaknya mengambil tas para penumpang yang turun untuk dibantu membawa namun lucunya disini adalah kuli-kuli ini sering sekali meminta uang jasa yang cukup banyak untuk sekali angkat, dan ada juga yang memaksa.

Diperjalanan kami hanya dimintai untuk berhati-hati, dan tipsnya adalah selalu sigap membawa tasnya dan bilang sudah dijemput, begitu kata beliau.

Perjalanan Bali menuju pulau Lombok menggunakan kapal ferry membutuhkan waktu sekitar enam jam. Hawa saya hanya mengantuk, tidak bergairah dan gerah sekali karena saya mengenakan flannel agak tebal.


Saya terkantuk-kantuk, mata sudah cukup merah. Tapi Jun masi dengan asiknya mengajak ngobrol saya. Hingga pandangan jun hilang dari saya dan saya tertidur pulas di kursi meja-meja yang letaknya di sisi kiri kapal ferry.

Ini wajah lelah dan ngantuk saya tapi masi mau nahan ketawa 

Saya hanya merasakan hembusan angin laut, tidur saya lelap. Dua jam saya sukses tertidur di kursi sambil melipat tangan dengan keadaan menatap meja. Setelah cukup lama tidur saya terbangun, kapal masi belum saja merapat ke Pelabuhan. Pada akhirnya saya memotret lautan dan bukit-bukit yang ada.

“ Kapal akan segera merapat, mohon periksa barang-barang anda ''

Para penumpang bergegas untuk turun ke bawah, dan masuk ke kendaraan masing-masing.


Hati saya semakin senang, karena ingin segera membersihkan badan dan perjalanan selama 28 Jam ini akan berakhir.

2 komentar:

Terima Kasih Pembaca Mesra Berkelana

Tinggalkan komentarmu dan kita makin saling akrab ~