15 Nov 2018

Berkemah di Kondang Merak

Minions di Kondang Merak


Trip di tahun ini kebanyakan saya lakukan tanpa persiapan yang jelas. Karena kangen dengan kota Malang akhirnya saya pun memutuskan menghubungi Ayuma, adik kelas saya. Kami memang bingung, mau ke pantai tapi ya musim hujan. Tiba di Malang, saya hanya kulineran pergi ke Mall, beli es krim dan tidur-tiduran di kos Ayuma.

Sampai kebesokannya, kami pun akhirnya memutuskan untuk ke pantai walau tahu kalau musim hujan ide berkemah adalah buruk. Tanpa pikir panjang, kami pun akhirnya menyewa tenda dan beberapa perlengkapan lainnya untuk ngecamp.

Perjalanan pun di mulai menuju Malang Selatan, yang lumayan jauh. Kebingungan dimulai maklum Malang Selatan itu pantainya berjejer, jadi kami pun bingung mau milih yang mana. Di perjalanan, Ayuma terlintas ide untuk kemah di Watu Leter.

Jujur saya pun belum pernah mengunjungi Watu Leter. Tidak pernah terbesit bagaimana medan yang nantinya saya tempuh bersama Ayuma. Saya mengira nantinya jalanan akan baik-baik saja Motor pun belok ke arah tanda menuju Pantai Watu Leter. Jalanan yang kami lewati awal perjalanan cukup baik, namun setelah setengah jalan, jalanan mulai berlumpur. Ayuma berusaha menahan kendali agar kami tidak jatuh terperosok dalam lumpur.

Sedikit lagi tampaknya kami sampai, tapi ternyata jalanan makin berlumpur dan licin. Karena motor susah bergerak, akhirnya kami berdua pun terperosok sedikit ke lumpur. Sepatu kami yang cantik jelita ini pun, akhirnya mandi lumpur :’) HAHAHA

***
Saya masih tertawa bersama Ayuma karena kebodohan kami. Ayuma berusaha seberhati-hati mungkin membawa motornya. Motor sudah penuh lumpur, beberapa bagian tas pun terkena lumpur juga.
Motor kami bawa hingga dekat dengan bibir pantai. Kami melihat area sekitar dan banyak tukang sedang bekerja. Kami duduk sebentar, sambil menghela nafas.

Ayuma: Kak, ini kita masa ngecamp di sini ya
Aku     : Yum, tapi itu banyak cowo, sedangkan ini kita berdua aja yang ngecamp cewe pula
Ayuma: Gimana ya kak ? terus kita makan apa ?
Aku     : Yauda kita pindah pantai saja, sebelum hujan turun.
Ayuma: Di sini aja kak. Makan gausa dipikir, ini kan ada ciki-ciki kak

Lalu saya tertawa dong, melihat ekspresi dia yang memberi ide ciki-ciki makan  sampe besok pagi.#SungguhAyuma *emotnangis

***
Karena saya pun sudah mulai kesal dan capek. Akhirnya saya memberi ide menuju Kondang Merak. Saat kembali dari Watu Leter, jalanan sangat berlumpur sekali. Warung-warung makanan banyak yang tutup dan sepi sekali. Cukup kesabaran saya diuji. Keluar dari Watu Leter, kami langsung bergerak lebih cepat karena cuaca mendung. Sebelumnya pun saya sudah pernah ke Kondang Merak dan tentulah saya paham dengan medan berbatu, disusul licin juga karena sehabis hujan.
Jarak dari Watu Leter ke Kondang Merak membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Tiba di Kondang Merak, saya menjatuhkan tas ke pasir pantai. Kondang Merak sepi sekali, hanya ada 4-3 orang yang menjaga warung. Kami pun bersiap untuk memasang tenda.Di tengah-tengah memasang tenda, ternyata frame tenda patah. Yasudah terpaksa kami tidur di dalam tenda yang tidak tegak. Karena sudah terlanjur dongkol dan mendapat beberapa musibah, akhirnya kami pun memutuskan untuk makan di Mak Sih.




lima tusuk sate tuna yang segar

Total semua Rp. 30.000


Mak Sih adalah warung makan yang menyajikan aneka makanan laut. Menu yang terkenal di warungnya yaitu Sate Tuna. Kami memesan sate tuna segar lima tusuk dan sambal beserta nasi sebakul, sungguh geragas. (geragas: rakus; kemaruk)


Setelah makan, kami pun bermain disekitar pantai. Pantai sangat sepi, kami berasa menyewa pantai pribadi. Menjelang gelap pun tidak ada yang mendirikan tenda, hanya tenda kami saja. Ada bapak-bapak juga menghampiri kami dan menanyakan kira-kira berani atau tidak tidur sendiri karena malam itu hanya tenda kami saja yang menginap.

Saya menikmati malam itu, suara deburan ombak, hewan-hewan yang saling bersaut-sautan. Damai rasanya. Saya ngobrol hingga larut malam dengan Ayuma, meski tenda hampir roboh tapi kami tetap tabah sambil tertawa. Hari itu betul-betul lucu, mulai dari terperosok di lumpur,sepatu mandi lumpur,tas pun juga beberapa bagiannya terkena lumpur dan beberapa keapesan lainnya.
Tapi untungnya sore hari kami diberi matahari terbenam yang cantik, pantai yang sepi, dan Sate Tuna Mak Sih yang segar.

Catatan :

Watu Leter
- Apabila musim hujan tidak disarankan untuk mengunjungi Watu Leter, terlebih jalananya sangat berlumpur. Saat sepi pengunjung, tidak dikenai biaya retribusi. Tersedia warung makan dan toilet, namun tidak begitu terurus. 
-Disarankan sebaiknya hanya sekedar transit saja, karena Malang Selatang pantainya berjejer panjang dan banyak. 


Kondang Merak 
Sore di Kondang Merak



Pagi Hari Kondang Merak


Kondang Merak
- Pantainya punya fasilitas lengkap, mulai dari kamar mandi(kamar mandinya di warung), warung-warung makan, tempat ibadah. Berkemah di Kondang Merak juga cenderung aman, karena warung pun 24 jam buka. Kendaraan cukup di parkir di dekat tenda. 
-Retribusinya satu orang Rp. 5000  ±


10 komentar:

  1. Mending tidurnya ngemper di dekat warung saja hahahahah.
    Bawa SB 2 kayaknya sudah lebih-lebih :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sih mas harusnya gt, mungkin kapan-kapan lagi mau gt aja

      Hapus
  2. Waduh, drama sekali. Ya emang jalan-jalan juga nggak selalu mulus mulus aja sih :D

    BalasHapus
  3. berkabar kak kalau ke malang lagi hehe

    BalasHapus
  4. belum pernah makan sate tuna, sambel kecapnya menggoda

    BalasHapus
  5. Di pantai kondang merahnya sendiri apakah ada persewaan tenda

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo kak, kami bawa tenda sendiri ya dari kota. Dulu kondisi di sana sepi cuma ada warung, rumah warga sekitar, gereja dan musola. Entah ya kalo tahun-tahun skrg

      Hapus

Terima Kasih Pembaca Mesra Berkelana

Tinggalkan komentarmu dan kita makin saling akrab ~