Pagi itu selesai sarapan
pagi, saya akhirnya bersiap-siap untuk berangkat ke Taman Nasional Baluran.
Cuaca pagi itu cukup terang sekali, setidaknya tidak memberikan harapan palsu.
Karena malam harinya Banyuwangi cukup didatangi hujan yang lebat sekali. Setelah
memastikan semuanya lengkap dan apa yang dibawa sudah lengkap akhirnya saya
berangkat ke Baluran.
Baluran dan Pohon |
Menurut info dari teman
saya, Banyuwangi ke Baluran bisa ditempuh kurang lebih 2 Jam itupun tanpa macet
ya, jalan raya Situbondo – Banyuwangi rawan sekali macet, apalagi musim
liburan, dari jalanan pantai watu dodol sudah terlihat macet yang bukan main.
Cuaca makin lama makin
berubah, yang awalnya panas terang benderang sampai ditengah perjalanan,
turunlah hujan. Pikiran saya cuma 1 apa lucu ke Baluran waktu musim hujan
seperti ini. Saya tidak membayangkan akan dapat pemandangan kuning-kuning
layaknya savana di Afrika, saya juga tidak membayangkan hewan-hewan akan ada
diluar, biarkan saja semuanya mengalir toh Baluran bukan tentang itu saja.
Perjalanan sudah ditempuh
hampir 2 Jam, sampai melewati perbatasan kota antara Banyuwangi dan Situbondo.
Dari arah Banyuwangi belok kekiri sampailah di Gerbang Taman Nasional Baluran,
namun sayang sekali saya tidak bisa langsung masuk untuk ke Loket. Saya sempat
mikir apa karena hujan ya ? Oh ternyata bukan, setelah saya tanya ke petugas,
ternyata karena didalam terlalu penuh pengunjung.
Sekali lagi saya mikir, savana begitu luas ya ? mengapa harus
dibatasi yang masuk?
Tepat jam 1 siang pintu
masuk telah dibuka, akhirnya perjalanan dilanjutkan menuju loket, akhirnya saya
membeli tiket.
Kawasan Evergreen |
Tiket masuk kesini seperti
masuk ke Taman Safari, Per-orangnya bayar, kendaraannya bayar. Tapi jangan
khawatir, kalo ke Baluran harga tiket yang ditawarkan relatif murah.
Usai bayar loket akhirnya
kami berangkat lagi, jarak yang ditempuh dari Loket ke Bekol (Savana) sekitar
15Km, jadi jangan pernah mencoba untuk berjalan kaki ya.
Perjalananpun dilanjutkan,
mungkin ini penyebabnya pengunjung yang full dan dipersilahkan menunggu dulu 1 Jam.
Karena jalanan menuju bekol ini rusak dan banyak lobangnya. Apalagi waktu
musim hujan seperti ini, dijalan saya sempat menemui beberapa mobil yang mogok,
mobil-mobil cantik gitu, mobil keluarga, bukan mobil offroad ya.
Mungkin karena medan yang
ditawarkan, sehingga beberapa mobil memilih menyerah dan ditinggal oleh
pemiliknya. Ya pemiliknya lagi mencari bantuan.
2 Km lagi menuju bengkol |
Jalanan demi jalanan
dilewati. Jalanannya ini cukup untuk 2 mobil, yang akan masuk dan yang keluar.
Jadi harus bersabar, belum lagi yang berlubang-lubang jadi ya harus extra
kesabaran.
Setelah menempuh kira-kira
50 menit, akhirnya sampailah di plang Bekol Savana kurang 5Km, ah rasanya
lega tapi harus bersabar sebentar lagi.
Selamat datang |
Dan setelah menempuh
perjalanan yang bergejolak akhirnya sampailah saya di depan bekol savana.
Saya sempat bertanya, “ kok ga ada hewannya ya ? “, teman saya bilang “
biasanya kalo lagi hujan gini lagi
teduh-teduh “.
Savana |
Yasudah akhirnya saya turun
dan lari-larian di savana, ets setelah lari-lari saya merasa kaki saya begitu
berat. Gataunya lumpur di sepatu sudah begitu menggupal. Untunglah saya memakai
sepatu boots, jadi ya aman terkendali.
2 sepupu saya memakai sepatu
sneakers, yang satunya pakai sepatu gunung. Mereka banyak keluhan karena
sepatunya kotor dan berlempung tebal hingga mengenai celana dan kaki mereka.
Saya juga sempat melihat ada
mbak-mbak yang pakai sepatu slop, ada yang pake sandal japit, ada yang memakai
wedges. ( Ini serius )
Setelah berfoto di Pohon
Besar dan melihat sekitar, saya melanjutkan perjalanan menuju kepala-kepala
banteng. Serius ini becek dan berlumpurnya minta ampun, bukan masalah becek sih
tapi kaki menjadi berat karena lumpur, berasa kaki gajah haha
Selanjutnya saya tetap pede
berlari-lari di savana, karena (sekali lagi) saya menggenakan boots.
Rusa-rusa berlarian |
Saya masuk ke lahan ijo-ijo,
eh ternyata dari kejauhan saya melihat rusa-rusa berlarian, akhirnya saya siap
membidik dan mengabadikan menjadi video dan foto.
Say hello |
Selanjutnya saya terus
berjalan, disekeliling banyak sekali monyet-monyet mendekati manusia. Mereka
rakus seketika ketika dilempari makanan-makanan. Sampai si bapak petugas sempat
menegur pengunjung karena memberikan makanan ke monyet-monyet.
Bapak petugas itu bilang “
Pak, janganlah diberi makanan monyet-monyet ini, akhirnya mereka akan terlalu
bergantung pada manusia, makin berani dan menjadi tidak mandiri “
Namun tetap saja pengunjung
merasa senang memberikan makanan kepada monyet-monyet, merasa dihibur.
Penuh lempung-lempung |
Selanjutnya saya berjalan
kaki menuju tulisan bekol savana, ini serius penuh lumpur sekali. Karena
menuruti ajakan sepupu saya, saya mengiyakan.
Moment terbaik bersama saudaramu |
Dan akhirnya saya
berfoto-foto.
Usai lelah berfoto, saya
bergegas untuk pulang, namun saat dijalan saya melihat kerbau-kerbau.
Kerbau di Baluran |
Selesai melihat kerbau , maka
selesai pun edisi hujan di Baluran ini, Hujan yang membuat jalanan berlumpur,
licin dan sempat terpeleset.
Jangan mengharapkan tentang
kuningnya savana disaat musim hujan, atau mengharapkan panas yang bisa membuat
kulit gosong.
Nikmati Hujan di Baluran.
Tips ke Baluran di Musim Hujan
- Persiapkan payung atau jas hujan (meski menggunakan kendaraan roda 4)
- Gunakan sepatu yang memadai agar perjalanan anda tetap menyenangkan
Selamat Berlibur
HTM ( 1 Januari 2017 )
- Per-orang @ Rp. 5000
- Sepeda Motor @Rp.2000
- Mobil @Rp.10.000