25 Jul 2019

Pengalaman datang ke ART JOG 2019

Sudah dua tahun saya tinggal di Yogyakarta dan baru kemarin lah saya ada waktu untuk datang ke ART JOG 2019. Saya datang saat pembukaan tepat di tanggal 25 Juli. Suasananya cukup ramai sekali, beragam pengunjung mulai dari tua muda datang ke ART JOG 2019. Pembukaan ART JOG 2019 ini didatengin oleh Ibu Mentri Sri Mulyani, tepat jam 20:00 Wib ART JOG 2019 resmi dibuka. Dewasa dikenai tarif sebesar Rp. 50.000 sedangkan anak-anak dari usia 3-12 thn dikenai tarif sebesar Rp. 25.000. 

Beberapa teman saya bilang, bahwa setiap tahunnya ART JOG punya tema masing-masing. Nah kalau saya llihat-lihat ART JOG 2019 kali ini temanya tentang bumi membumi. Saya kerap menjumpai beberapa karya seni yang bersinggungan dengan tanah, daun, ranting dan beragam lainnya. 

Penampilan di ART JOG 201
Karya yang terbuat dari kumpulan bambu







Oya, saya juga menjumpai aneka karya dari Lulu Lutfi  Labibi yang dipakai oleh para model. Sayangnya saya tak sempat lihat perfom tarian dari Miss Indonesia. Karena harus mengantri dulu sebelum masuk ke depan. 










ART JOG 2019 ini terdiri dari 3 lantai dan semua karyanya tentu bisa dinikmati dengan baik. Saat itu saya tidak membaca secara cermat seluruh karyanya karena petugas telah memberi aba-aba untuk segera berganti dan keluar. Intinya di ART JOG 2019 ini banyak pesan-pesan untuk menjaga bumi, misal saat saya masuk ke ruangan seni di bawah ini di dalamnya memberikan pesan untuk tetap menjaga dengan baik ekosistem laut. Ada juga seniman yang fokus menggunakan sampah plastik sebagai media hiasnya dan masih banyak yang lainnya. 


Tenang saja, ART JOG 2019 ini masih buka dari tanggal 25 Juli sampai 25 Agustus 2019. Jadi masih ada waktu kok buat yang berminat untuk datang dan menikmati karya-karya para seniman saat di ART JOG 2019. 

Catatan : 
Berlokasi di Jogja National Museum, Jl. Ki Amri Yahya, no. 1, Yogyakarta.
Buka dari Jam 10:00 - 21:00 Wib

21 Jul 2019

Merehat diri sejenak di Curug Nangka


Mendengar kata Bogor, tentu yang terlintas di kepala adalah kota hujan. Bogor memang benar adanya disebut sebagai kota hujan. Saya pernah beberapa hari mencoba untuk nginap sejenak di Bogor, menjauh dari riuhnya Jakarta.

Awalnya saya gak percaya kalo Bogor bakalan diguyur hujan meski pada bulan April harusnya sudah masuk musim kemarau. Pernah juga saya terjebak banjir karena hujan 3 hari berturut-turut tidak ada hentinya. Mulai dari pagi hingga malam dan kembali ke pagi hari.

Meski terminal Baranangsiang ini terkenal macet dicampur debu dan polusi kopadjanya, tetap saja Bogor ini banyak sisi sejuknya.

Oiya saya ingat sekali, makanan favorit saya saat main ke Bogor adalah aneka asinan. Mulai dari asinan mangga, pala yang asam kecut dan makan oncom haha

Asinan Bogor.  Sumber: id.wikipedia

Saya suka sekali menyusuri jalanan pasar-pasar induk di Bogor. Pagi-pagi hari saya mencari kue lupis dan makan soto di pasarnya. Tapi, dari keseluruhan itu yang saya suka lagi dari Bogor adalah kekayaan alamnya.

Sebelum menuju wisata alamnya Bogor, teman saya menawarkan banyak Curug untuk kami jelajahi. Saya awalnya bingung, sebenarnya Curug ini apa ya ? Ternyata orang Bogor menyebut Air Terjun dengan sebutan Curug. Filosofinya bagaimana bisa disebut dengan Curug pun, saya tidak tahu sampai saat ini.

Peta Curug Nangka Sumber : @adreka_75

Curug Nangka sumber : Instagram @adreka_75

Setelah berpikir panjang, akhirnya pilihan saya jatuh pada Curug Nangka. Karena dulu belum ada angkutan online dan kami berangkat ber-4, akhirnya kami memilih untuk naik angkutan umum dan berpindah-pindah dari satu angkutan ke angkutan yang lain. 

Rasanya nyaman sekali, hampir setiap hari  kami naik angkutan umum. Tapi beruntungnya, angkutan umum di Bogor ini bersih dan meriah. Rasanya saya seperti tidak naik angkot haha beda jauh lah dengan di Surabaya.

Perjalanan ditempuh dari Terminal Baranangsiang ke Curug Nangka, kurang lebih satu setengah jam. Untungnya lalu lintas tidak begitu padat, karena kami memilih hari aktif hihi.

Makin lama, udara makin terasa sejuk saat mulai memasuki pegunungan Halimun Salak. Waktu itu Curug Nangka sangat sepi, hanya ada kami ber-4 dan sepasang kekasih. Curug Nangka ini cocok untuk wisata keluarga, karena medan yang ditempuh tidak terlalu berat. Membawa keluarga pun tentu tidak akan kerepotan. Airnya segar sekali, wajib lah kalian mandi di sini atau minimal celup-celupin kaki aja.

Saya bersama teman-teman saya kebetulan membawa perbekalan. Akhirnya kami makan rujak sambil melihat air terjun dan celupin kaki. Di sini saya menghabiskan waktu kira-kira 3 jam. Gak terasa lho sudah siang. Karena takut gak kedapetan angkot dan malah jalannya makin jauh, akhirnya kami memutuskan untuk balik sebelum sore datang.

Oiya karena dulu villanya belum sebanyak sekarang, makanya kami memilih untuk pulang saja ke kota. Etapi karena sekarang sudah banyak sekali villa maupun hotel dan pesan pun gampang tinggal buka aplikasi Pegipegi. Ada baiknya sepulang dari curug langsung rehat sejenak di Villa atau pun hotel yang lokasinya tidak jauh dari curug.

Karena dulu belum ada sistem cari penginapan secara online, jadinya pasti ribet banget kalo harus keliling dulu dan keburu capek gitu. Nah sekarang sudah ada nih Pegipegi.com

Buat cari mau menginap di villa mana, caranya gampang tinggal download aplikasi Pegipegi lalu pilih Hotel dan klik bagian hotel lalu pilih Villa Bogor, nah nanti akan muncul beragam villa di puncak dan bisa pilih-pilih sesuai budget kamu. 

Tampak bagian depan aplikasi pegipegi
Di bagian ini kamu bisa pilih bagian hotel untuk mencari Villa untuk staycation :D, sebetulnya gak Villa aja sih, kereta api juga bisa, pesawat dan terpenting jangan lupa masukkan kode promo biar dapet kode potongan.

Nah dari sini kelihatan kan ? Kalo Villa di Bogor tuh banyak banget 

Coba pilih Villa di Puncak 


Nah ketemu deh, langsung aja transaksi dan bayar. Jangan lupa kode vouchernya biar dapet diskon :D



Mudah bukan ?

Jadi kapan lagi teman-teman mau nyobain bobo Villa di puncak dekat dengan Curug hihi.


ps : perjalanan dilakukan tahun 2008

8 Jul 2019

Cobain Nongkrong di Loko Cafe Surabaya

Karena selalu mikir, kalo apa-apa di bandara, terminal atau pun stasiun mahal. Saya pun hampir jarang masuk ke cafe atau apapun yang ada di sana.  Waktu kemarin saat mau ke Jogja, saya datang terlalu awal kira-kira masi ada waktu 1 jam setengah. Akhirnya saya pun memutuskan untuk duduk di Loko  Cafe. 

Loko Cafe ini sebenarnya sudah sering diperbincangkan. Malahan pernah masuk ke salah satu tv, karena ada salah satu menu makanan yang uwenak banget. 


Tapi karena posisi ini masih pagi banget. Saya agak menghindari makanan yang berat, sehingga pilihan saya jatuh ke sandwich + kentang dan minumnya teh chamomile. 


Pertama kali saya kira, makanan di sini bakalan mahal-mahal atau 2x lipat lah dari harga biasanya. Eh ternyata engga dong. Teh segelas ini dihargai 13.000 dan sandwichnya 20.000. Ya standart dan masih terjangkau. 

Setiap memesan, petugas kasir selalu memastikan keberangkatan kereta saya jam berapa. Agar ya tidak ketinggalan. 

" Mohon maaf kak, nanti keberangkatannya jam berapa ya ? "

" Oh saya berangkat jam 9:45 ya Mbak " 

" Okede kalo begitu, bisa ditunggu ya " 

Saya pun akhirnya memilih kursi dan duduk.

Loko Cafe ini ruangannya tidak begitu luas. Ya kira-kira 15an orang bisa ada di dalam. Oh iya bagi yang bukan penumpang kereta api, sekarang bisa juga mencoba nongkrong di Loko Cafe. Karena lokasi check innya dipindah tempat ke sisi sebelah kanan
( kalo dari arah pintu masuk ). 



Saat makanan dihindangkan, saya pun tidak sabar untuk mencobanya. Kaget lho, ternyata porsinya ini lumayan besar. Dengan harga segitu, saya merasa tidak sia-sia. Waktu saya coba pun rasanya enak. 



Buat yang perjalanannya agak jauh, bawa bekal dari Cafe Loko ini bisa juga lho. Tinggal minta dibungkusin saja dan tidak ada penambahan biaya. Lumayan bisa lebih irit dari harga makanan di atas kereta hahah


Oiya jangan salah, di sini juga menerima pembayaran lewat ovo dan debit. Jadi ga perlu khawatir kalo sedang tidak membawa uang cash ya.

Kira-kira kurang 15 menit lagi, kereta saya akan berangkat. Saya pun akhirnya bergegas keluar dari Loko Cafe menuju tempat chek In. 

4 Jul 2019

Ngopi di Sapulu Coffee : Kopi Susu Wedang Uwuh


Saat puasa kemarin saya keliling Jogja arah ke Selatan. Lewat sentral gudeng wijilan itu, kami berdua menjumpai kedai kopi yang lucu ini. Karena posisi waktu itu siang dan puasa, akhirnya kami berdua belum berkesempatan mampir.

Satu bulan kemudian, saya mencoba mengingat apa nama kedai kopi ini. Beberkal mengingat dekat area sentral gudeng ini akhirnya kami berdua meluncur ke sana. Kedai kopi ini tidak tertutup dan posisinya bersebelahan dengan penginapan bernama Cendela. Hanya ada beberapa kursi di sini dan ya bisa dibilang ini kedai kopi outdoor gitu.




Jun melihat lebih lama, kira-kira kopi apa di sini yang unik. Akhirnya kami berdua memutuskan memesan kopi susu wedang uwuh. Saya memesan yang dingin dan Jun memesan yang panas. Meski tidak ada pendingin ruangan, kedai kopi ini tidak terlalu panas kok. Karena disekitarnya banyak pohon-pohon yang rindang. Kalo siang-siang di sini rasanya kayak dikipasin angin yang sepoy-sepoy.




Kira-kira 15 menit berlalu, kopi pun datang. Saya sih tidak berekspetasi apa-apa, ya palingan kayak kopi susu biasa.  Jun pertama kali menyeruput kopinya, dia langsung bilang kalo kopi ini rasanya luar biasa. Jun bilang, saat mau minum aroma rempah wedang uwuhnya terasa sekali dilanjut saat sudah masuk ke lidah rasa rempah makin terasa. Nah ketika sudah ditelan, rasa-rasa kopinya ini muncul ya pahit-pahit khas kopi gitu.




Karena penasaran, saya pun akhirnya mencoba minum. Saya setuju aroma rempahnya wangi sekali. Saat saya minum rasa wedangnya seperti wedang pada umumnya, namun yang membedakan yakni ketambahan rasa susu. Saya masih bingung letak rasa kopinya di mana. Saat tegukan kedua, saya baru ngerasa ketika si kopi hendak di telaan, pahitnya ini mulai muncul berstep-step gitu. Saya pun akhirnya sepakat bahwa kopi ini enak sekali dan belum pernah disebelumnya.

Saya menghabiskan waktu di sini lumayan lama karena keenakan sendiri. Di sebelahnya ini terdapat penginapan namanya The Cendela. Pintu kamarnya ini lucu-lucu banget gitu dan setiap kamar punya tema warna masing-masing, mulai dari merah, pink, kuning dll. Mungkin bisa dicoba lain waktu, karena lokasi ini agak di tengah kota gitu.



Kamar mandi di sini pun super bersih, oh iya di sini tidak ada musollanya ya. Ah pokok besok-besok kayaknya saya mau ke sana lagi deh.



Alamat : 
Jl. Panembahan Mangkurat No.10, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55131