28 Jan 2016

Keindahan Air Terjun Jumog Karanganyar #Wheretogo

Kami memulai perjalanan dari Surakarta, dengan awal tanpa rencana yang matang karena cuaca yang tidak baik. Kami akhirnya memutuskan menuju ke daerah karanganyar konon tempat ini banyak tersimpan objek wisatanya. Kami terlalu sering mendengar kata candi cetho. Namun, ternyata di kawasan sukuh cetho banyak sekali objek wisatanya salah satunya kami mengunjungi Air Terjun Jumog.


Untuk memasuki wilayah ini terbilang cukup murah, hanya dikenai biaya Rp. 5000 kalian bisa merasakan sejuknya dan segarnya Air Terjun Jumog tersebut.
Entah mengapa air terjun tersebut dinamai " Jumog ", kami belum sempat menanyakan hal itu karena saat kami mengunjungi lokasi sangat sepi dan hanya ada kami saja.

Jalanan menuju air terjun sudah cukup bagus, dan tidak perlu khawatir ketika kalian membawa anak-anak kecil atau sekedar bertamasya bersama keluarga. Karena, dikawasan air terjun jumog ini disediakan kolam renang juga. Akhirnya kami tiba, karena kami tiba sore hari dan disaat hujan maka air terjun tampak sepi.
Untuk menuju lokasi ini kami menggunakan bantuan  GPS, dan well done.




Tibalah kami di Air Terjun Jumog. Untuk lokasi kalian bisa menuju ke daerah karanganyar dan menuju kawasan sukuh cetho. 
Dan nikmati kesejukan air terjun, karena berlibur tak harus merogoh kocekterlaludalam.


22 Jan 2016

Berkelana ? Jangan lupakan hal ini

Hobi berkelana ? berjalan kemana-mana ? Mungkin bukan menjadi hal yang asing lagi atau hanya orang-orang yang memiliki keuangan banyak yang bisa melakukan kegiatan ini. Namun, sepertinya setiap orang berhak untuk menginjakkan kakinya di penjuru bumi ini. Nah tentunya dalam perjalanan ada beberapa hal dong yang harus dipersiapkan ?
Ini ada beberapa tips dari saya ketika berkelana ke perkotaan khususnya jangan lupakan hal ini.

1. CARI TUJUAN SESUAI DENGAN KANTONG

Sekarang udah canggih apa-apa ada. Tidak seperti pejalan dahulu kala harus menentukan budget sendiri tanpa ada gambaran. Kalau bagi kalian yang udah tau ada aplikasi penunjang berkelana kalian loh namanya " Logbook". Log book ini semacam aplikasi yang bisa di unduh via App Store atau Playstore, Nah disitu kalian akan tahu berapa sih perkiraaan budget untuk perjalanan kesana kemari. Tentunya kalian bisa menentukan mau gaya perjalanan apa ? ada yang adventure, mountain dan lainnya. Seru kan ? Makanya langsung deh buka Gadget dan Sign Up. aplikasi ini membantu memberi tahu lokasi wisata, budget dan lain-lain. dan kalian juga bisa berbagi itinerary kalian dong.

Logbook apk enjoy your trip. ( Pict from : http://www.panorama-magz.com/wp-content/uploads/2014/03/Android-Category.jpg )

2. TIBA DI TEMPAT TUJUAN ? LAKUKAN HAL INI !!

terkadang ada beberapa orang dengan bangga mengatakan tempat asalnya disuatu tempat. Tapi bagi kami tidak juga tergantung situasi. Ya memang sih niatnya meningkatkan kearifan lokal, pendapat disuatu tempat. Tapi kadang ngeri juga kalau harga yang ditawarkan ke para pendatang sangatlah mahal mampus. jadilah lakukan ini. Ada suatu cerita di perjalanan lalu kami saat ke lombok, saat tiba di pelabuhan bangsal, kami langsung sesegara mungkin menuju Gili Trawangan, namun sore itu berkata lain loket perahu sudah tutup jadi kami terpaksa melakukan aksi tawar menawar. Dengan embel-embel mengaku warga dekat situ ( Read : Bali) jadilah kami diberi harga lebih miring dibanding penumpang lain hingga kenaikan 10x lipat. Dan kami ? dari harga Rp.15.000 jadi Rp.25.000 lumayan bukan ?
Jadi tipsnya? mengakulah orang-orang daerah sekitar biar gak terlalu dianggap turis banget yang dikasih harga menjulang tinggi. Ma'lumlah kalo backpacker ya budget pas-pas'an.

3. BERTEMU DENGAN SESAMA WARGA, PASTIKAN AKRABKAN DIRIMU

Jangan remehkan kalau bisa banyak bahasa, ini membantu kalian saat kalian berkelana. Ceritanya ini tak terduga sih, saat kami di Gili Trawangan berhari-hari makan kami seporsi dihargai Rp.20.000. cukup mahal sih bagi kami yang background mahasiswa dan beasiswa jalan-jalan dari orang tua Haha. Lanjutlah pada malam itu kami iseng masuk ke Night Market di Gili Trawangan jadilah setelah berputar-putar kami menemukan lauk yang srek dan saatnya makan. Dan ternyata ketika kami berdua berbicara menggunakan bahasa jawa surabaya. Ternyata ibu penjual menyahuti suara kami dan bilang.
Ibu : Loh anak mana ?
Kami : Dari surabaya bu
Ibu : Oh anak surabaya ( Versi Jawa : Oh arek Suroboyo to )
Kami : Loh ibu asli jawa juga ? ( Versi Jawa :  Loh ibuk yo wong jowo ta ? )
Ibu: Wah iya saya dari Jombang nak. ( Versi Jawa : Wah iyo aku teko jombang nak )
Kami : wah jauh juga bu jualan nasi sampe Gili hahaha ( Versi Jawa: Wah adoh yo bu sampe nang Gili hahaha)
Setelah beberapa percakapan basa-basi akrab kami, setelah itu kami makan dan sesudahnya kamipun membayar.
Dan yang terjadi harusnya kami makan begitu banyak sebesar Rp.40.000. ternyata kami hanya membayar sebesar Rp.21.000 ada yang seporsi Rp.10000 dan ada yang seporsi Rp.11.000  Murah bukan ?


sekian tips tipis-tipis dari kami, selamat membaca.

Terhenti diselimuti kabut Arjuno #KabutrinduArjuno (Edisi 2)

Melanjutkan cerita perjalanan arjuno kami. Hari itu lumayan sepi tidak seperti pendakian ke gunung-gunung yang ciamik hingga untuk berjalanpun kita harus antri. Perjalanan dengan selow dan bahagia yang lumayan bikin bahagia meski tanjakannya jahat. Lanjutlah sekitar pukul 12:00 Wib kami berjalan menuju pondokan. Kalau kalian kesini, kalian akan merasakan hawa-hawa tempat seperti di Film The Hobbits. Yap, disana kita melihat ada beberapa rumah penambang belerang dan tentunya ada warung juga loh. Jadi, kalian tidak akan merasa kelaparan karena terkadang di pagi hari ada bapak-bapak penjual nasi. Dan bagi yang gemar merokok, maka jangan khawatir tentunya di warung ada rokok juga loh.

Jeep pembawa belerang turun.

Saat perjalanan kalian tentunya jangan heran, karena akan ada jeep-jeep yang tangguh membawa belerang turun kebawah. dan tentunya dibenak kalian pasti akan bilang " Pak nebeng turun dong aakk "


Kabut Rindu Arjuno
Di tengah perjalanan kami, kabut menyerang dan inilah kabut pembawa rindunya. Karena mendaki dibulan Desember akan memiliki kesan berbeda dengan bulan-bulan lainnya.

Pondokan
Setelah perjalanan yang begitu lama, tepat pukul 18:00 Wib tibalah kami dipondokan, suasana saat itu gerimis hujan rintik dingin dan sebagainya. Jadilah kami ambil gambar dipagi harinya saat suasana cerah merona.
 Tampak Rumah Penambang di Pondokan

Suasana yang tidak panas dan tidak dingin, menambah kesegaran bagi diri ini. Seakan penat-penatpun hilang begitu saja.
Hutan-Hutan Pinus

Hutan-Hutan Pinus

Camp Pondokan

6 Jan 2016

Terhenti diselimuti kabut Arjuno #KabutrinduArjuno ( Edisi 1 )

Setelah begitu lama tidak posting cerita perjalanan kami, karena sibuk dengan aktifitas. Yas kali ini kami akan menceritakan pendakian kami di Arjuno.
Sudah menjadi cerita yang bahagia tentunya ketika mendaki dibulan-bulan Desember. kami melakukan perjalanan  di sore hari.

Kami melakukan perjalanan bersama 3 (tiga) teman kami yaitu Mang, Ndok, dan 1 (satu ) lagi teman kami yang dengan tekad bahagia datang jauh-jauh dari Yogyakarta sebut aja kak Arya.
Kami berlima jalan dengan penuh bahagia, dan tetap bahagia walau ada geremis-geremis manja.


Dan setelah kita berjalan akhirnya kami semua tiba di portal " Selamat Datang Pendakian Arjuno-Welirang "

Kiri: Ndok. Arya, Lidia, Jun dan Manggala. Tiba di Portal
Setelah memasuki portal kamipun tetap melanjutkan perjalanan, dan terkadang sesekali berhenti untuk mengistirahkan diri sejenak, berbincang dan tertawa bersama-sama. Setelah perjalanan dilalui begitu  menyenangkan dan akhirnya kamipun tiba di Pos 1 sebut saja " Kop-kopan"
Dan yeah akhirnya capek-capekpun terobati setelah melihat pemandangan malam itu, walau kabut dan hujan turun.



Pemandangannya cukup menyejukkan hati, lampu-lampu kota berkelap-kelip, dengan nuansa malam yang begitu ah sudahlah.
akhirnya tepat pukul 22:00 Wib kami mendirikan tenda untuk beristirahat.


Yeah pagipun hadir kembali udara begitu segar, dan perkotaanpun kalah. cocoklah buat yang pegel-pegel ama macetnya buat sejenak menghirup udara diketinggian.

Pijet-pijetan

Setelah selesai beres-beres ria, kamipun melanjutkan perjalanan untuk ke " Pondokan".  Di sela-sela perjalanan meski sambil terengah-engah menarik nafas, kamipun tetap bahagia sesekali berhenti mengistirahkan badan atau minum dan bercerita satu sama sekali. Eh ada yang suka sebats-sebats juga sih.