Beberapa belakangan ini media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, siapa yang sangka bahwa kehidupan sosial di era kini sangat dekat sekali bahkan ada beberapa orang bisa menghabiskan setengah harinya untuk sosial media misal bagi orang-orang yang memang bekerjanya di dunia digital.
21 Des 2022
Netizen Gathering Wadah Saring Ide Kreatif dan Kenalkan Kinerja MPR RI
12 Des 2022
Kayoman: Kedai Kopi yang Membumi di Tengah Kawasan Industri
25 Nov 2022
Villa Verde Yogyakarta : Menginap di villa mungil dan akses mudah kemana aja
4 Okt 2022
Salametan Labbhuan: Cara Nelayan Bawean untuk Berterima Kasih kepada Tuhan, Megenang Leluhur, Mendidik Generasi Penerus, dan Berbagi kepada Laut
Salametanna Labbhuan, dalam bahasa Indonesia berarti selamatan pelabuhan adalah budaya nelayan di Dusun Dedawang, Pulau Bawean. Budaya ini di daerah lain bisa diartikan kenduri laut atau sedekah laut, prosesinya mirip seperti itu. Labbhuan sendiri adalah tempat berlabuhnya perahu nelayan.
![]() |
Labbhuan |
Sejak lahir dan selama 27 tahun saya menjadi Suku Bawean, jujur baru tahun ini saya mengikuti seluruh prosesi Salametanna Labbhuan ini, bukan tidak ingin ikut, tapi memang tanggalnya tidak pasti. Beda dengan orang Jawa, suku Bawean tidak memilik kalender sendiri. Sehingga dalam perayaan budaya yang bukan perayaan agama, biasanya mengikuti tanda-tanda alam. Akibatnya tanggal perayaan tidak pernah sama setiap tahunnya, walaupun kadang dirayakan di bulan yang sama.
Salamettanna Labbhuan dirayakan setiap awal musim melaut, saat nelayan sudah memastikan bahwa ikan sudah cukup besar untuk ditangkap. Seringnya, musim melaut dimulai saat bulan Juni atau Juli. Saat minggu pertama musim melaut inilah, Salamettanna Labbhuan dirayakan.
Acara dimulai sejak pagi, dengan prosesi awal yaitu berdoa bersama di musholla dekat laut. Pertama, tokoh agama akan melakukan pidato sebentar, menyebutkan awal mula adanya Salamettanna Labbhuan dan menyebutkan tokoh-tokoh masyarakat terdahulu yang berpengaruh terhadap kejayaan nelayan Dusun Dedawang. Doa dilanjutkan dengan mengirim Al-Fatihah kepada para leluhur, ulama besar Islam, dan tentu saja kepada Nabi Muhammad SAW serta mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia laut yang tiada habisnya. Kemudian doa bersama dilanjutkan dengan membaca doa dalam bahasa arab, sholawatan, dan ditutup dengan makan bersama.
![]() |
doa bersama |
Kedua, setelah doa bersama di musholla, prosesi dilanjutkan di atas perahu di laut. Seluruh nelayan mempersiapkan perahu masing-masing dengan dihiasi berbagai bendera dari kain seadanya,pada saat saya ikut ada sekitar 50an perahu nelayan, dari 50an perahu tersebut ada satu perahu yang mengangkut makanan untuk didoakan dan disantap di tengah laut. Pada prosesi ini, seluruh warga diperbolehkan ikut ke atas perahu. Kemudian, seluruh perahu bergerak mengelilingi Labbhuan (tempat berlabuhnya perahu nelayan saat musim melaut). Setelah mengitari labbhuan, perahu dilanjutkan mengitari Pula Cina dan Pulau Lolobi, dua pulau tak berpenghuni di lepas pantai Dusun Dedawang.
![]() |
keliling mengitari laut |
Terakhir, setelah prosesi mengitari laut selesai, perahu yang membawa makanan berhenti di salah satu tiang pancang pengikat perahu di tengah laut, mendoakan makanan yang dibawa, menyantap makanannya, dan meletakkan kepala sai yang sudah matang di tiang pancang tersebut. Sampai di sini, mungkin banyak yang berpikir bahwa kepala sapi tersebut adalah bentuk persembahan yang mengarah pada perilaku syirik. Padahal tidak sama sekali, karena kepala sapi yang diikat sudah diambil bagian-bagiannya yang bisa dimakan, sedangkan sisa yang tidak bisa dimakan itu digantung di laut. Bukan untuk makhluk halus, melainkan agar bisa dimakan oleh burung-burung laut atau mungkin makhluk hidup lain.
![]() |
keliling mengitari laut |
Setelah prosesi selesai, seluruh warga kembali pulang ke rumah masing-masing.
Perayaan ini sangat berkesan bagi saya, karena sebagai Suku Bawean baru pertama kali saya menyasikan langsung perayaan ini. Selain itu, banyak filosofi yang bisa dipetik dari perayaan ini, seperti yang termuat dalam judul tulisan. Jika dibedah, maka dapat diambil pelajaran bahwa berdoa bersama adalah bentuk rasa terima kasih kepada Yang Maha Segalanya. Mendoakan para leluhur dan tokoh masyarakat terdahulu bertujuan untuk mengenang jasa-jasa leluhur. Keliling laut menggunakan perahu dan diikuti oleh elemen masyarakat bisa mendidik anak-anak untuk menjadi generasi penerus yang tangguh, setangguh batu karang dan sekeras ombak, namun tetap selembut angin laut. Menggantung kepala sapi yang sudah dimanfaatkan sebelumnya untuk dimakan hewan-hewan laut, adalah bentu berbgai kepada semesta.
![]() |
Generasi penerus |
Terakhir, saya akan mengutip sebuah kalimat yang sangat populer, yaitu "Sabbe satta bhavantu sukhitatta" yang berarti "Semoga Semua Makhluk Bebahagia"
22 Sep 2022
Suunto 3 : Pengalaman, Harga, Wort it atau ga ?
Turun Arjuno, 22k langkah dari Lembah Kijang |
29 Agu 2022
The Volter Yogyakarta: Villa Modern dengan Suasana Sejuk dikelilingi Pepohonan
Sebulan yang lalu saya diajak oleh teman untuk bersantai sejenak di sebuah villa yang letaknya kira-kira 30 menit dari Malioboro, Yogyakarta. Saya berangkat dengan teman dari arah atas yaitu Kaliurang, ya butuh waktu 45 menit, karena kami melewati ring road.
Sejujurnya walaupun saya sudah 5 tahun tinggal di Jogja, saya cukup jarang untuk explore daerah Godean sekitar, seringnya mungkin hanya sekedar bersepeda saja kemudian kembali kota. Kami melewati jalanan Godean menuju sebuah Villa yang letaknnya masuk ke sebuah wilayah, yang menurut saya sangat asri dan sejuk. Meskipun letaknya tidak di Kaliurang yang terkenal dengan suhu dingin, daerah Gamping ternyata semakin menanjak ke atas, suasananya sangat asri tidak sepanas saat di daerah bawah seperti Malioboro sekitar.
Kendaraan saya melaju melintasi sawah-sawah kemudian masuk ke perkampungan yang suasannya pun masih asri karena banyak sekali pepohonan tinggi di sekitarnya. Kira-kira pukul 11:00 siang, saya tiba di lokasi. Awalnya agak kebingungan mencari petunjuknya karena memang lokasinya agak masuk sedikit dari jalan utama.
Menurut saya ini pilihan yang baik, karena terhindar dari suara-suara kendaraan lalu-lalang sehingga bisa beristirahat dengan tenang. Saat masuk ke area The Volter Yogyakarta, tidak perlu bingung dengan parkiran karena tempat parkirnya tidak sempit dan terdapat cctv di parkirannya.
Saat masuk The Volter Yogyakarta, saya langsung melihat halaman yang luas, kemudian dari jauh saya melihat ada satu bangunan kotak dengan gaya modern, minimalis dan paduan warnanya abu-abu dan putih sehingga terlihat bersih. Saya berjalan masuk tanpa perlu menunggu penjaga, karena di sini tidak ada resepsionis sehingga semuanya dilakukan sendiri dan sistemnya serah terima kunci.
Kemudian berjalan menuju kotak tersebut, terlihat dari luar ada meja untuk kerja, kemudian kasur dengan size king bed, kamar mandi dan ada mini kitchen. Saat masuk, baru terlihat jelas ada beberapa fasilitas seperti Speaker, Kulkas Mini, Microwave, Ac, TV.
Begitu juga di dalam kamar mandinya terdapat bathtub, sehingga mau berendam dan bersantai juga bisa. Airnya pun bisa milih mau berendam air hangat atau dingin bisa juga. Saya senang sekali melihat desain kamar mandinya dengan paduan warna abu-abu, hitam dan putih yang tetap memberi nuansa dingin.
Saya juga sempat duduk dan membuka laptop untuk browsing sesuatu, wifinya lancar, kalaupun ingin mencoba work from home bisa nyoba bersantai di The Volter Yogyakarta. Di sekitar The Volter ini masih banyak pepohonan rindang, saya sempat merasakan udara setelah turunnya hujan dan rasa-rasanya sejuk sekali. Kalaupun senang dengan aktivitas Yoga, kalian juga bisa membawa matrass sendiri dan beryoga di depan kamar.
Bagi yang senang berendam dan berenang, bisa juga berenang santai karena di area The Volter Yogyakarta ini disediakan pool. Disediakan juga firepit, jadi kalau malam hari ingin dinyalakan bisa juga sekedar menghangatkan diri. Menurut saya The Volter Yogyakarta cocok untuk siapa saja yang ingin rehat sejenak dan bersantai. Tidak jauh dari area The Volter Yogyakarta, juga terdapat beberapa tempat makan seperti Kandang Ingkung Resto & Kopi, bakmi Jawa dan Angkringan Jati Kencono dan lain-lain.
Jika ingin mencoba menginap bisa hubungi kontak di bawah ini:
The Volter Yogyakarta Jithengan, RT:03 RW:28
Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta
WhatsApp 0812-8855-885
27 Agu 2022
Tjuan Koffie: Ngopi dengan Vibes Jogja di Gresik
Depan Bar (Indoor) |
20 Jul 2022
Pengalaman Atasi Masalah Kulit Kepala pada Wanita Berhijab dengan Yordania Sea Salt Scarlett
POPULAR POSTS
-
Semenjak tahu enaknya naik kereta ekonomi premium, makin ke sini saya jadi ketagihan ketimbang naik yang ekonomi. Selain waktu tempuhn...
-
Semenjak di Jogja, saya semakin sering bepergian ke Semarang untuk mampir ke rumah Sepupu. Biasanya saya memilih untuk naik bis untuk ...
-
Setiap kali saya merantau atau berkelana, saat saya mengatakan berasal dari Gresik, lawan bicara saya langsung menjawab "oh semen ya?&q...
-
Minggu lalu tiba-tiba saya kangen naik kereta lagi, padahal ya 2 Minggu sebelumnya saya pergi ke Malang ya naik kereta api. Tapi kali ini t...
-
Setelah mengunjungi Desa Wisata Poncokusumo, tibalah waktunya untuk berangkat menuju Desa Wisata Sanankerto. Desa Wisata Sanakerto ini ...
-
Awalnya saya bingung saat hendak ke Wonosobo, baiknya menggunakan transportasi apa yang murah dan aman. Hasil browsing di beberapa ko...
-
Sebulan yang lalu saya diajak oleh teman untuk bersantai sejenak di sebuah villa yang letaknya kira-kira 30 menit dari Malioboro, Yogyakarta...
-
Agustus merupakan bulan yang sudah memasuki masa kemarau. Jadilah kami akhirnya berangkat ke Merbabu bareng dengan Mas Rifqy dan jamaa...
-
New Balance All Terrain Semenjak kejadian kaki lecet dan jempol kaki memar setelah turun dari Gunung Merbabu. Saya akhirnya kapok sendi...
-
Di bulan Agustus 2019, paspor saya harus diperpanjang lagi. Sebelum melakukan perpajangan, saya membaca beberapa info tentang perpanjangan ...
FEATURED POST
TOTAL PENGUNJUNG
BLOG ARCHIVES
-
▼
2022
(19)
- Desember (2)
- November (1)
- Oktober (1)
- September (1)
- Agustus (2)
- Juli (1)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (4)
- Februari (2)
- Januari (3)
-
►
2019
(19)
- Desember (2)
- November (3)
- September (2)
- Juli (5)
- Mei (1)
- Maret (3)
- Februari (1)
- Januari (2)
-
►
2018
(19)
- Desember (2)
- November (2)
- Oktober (3)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juli (1)
- Mei (3)
- April (2)
- Maret (3)
- Januari (1)
-
►
2017
(26)
- Desember (1)
- November (3)
- Oktober (5)
- September (2)
- Juli (1)
- Juni (3)
- Mei (2)
- April (4)
- Maret (3)
- Februari (1)
- Januari (1)