3 Okt 2020

Belajar Plant Based 30 Hari




Akhir Agustus bulan lalu di sebuah kedai kopi, aku dan Jun berjumpa dengan teman kami yang telah lama gak jumpa karena covid. aku masih ingat, waktu itu obrolan kami bertiga tampak dalam sekali, mulai dari ngobrolin masa depan, mau kerja apa, mau menjadi apa besok dan berujung pada obrolan tentang menjaga kesehatan tubuh. Sejujurnya semenjak menjadi mahasiswa, rutinitas makanku sangatlah buruk dengan asupan gizi yang tidak jelas menurutku karena banyaknya junk food. Belum lagi sebagai mahasiswa, gak afdol rasanya kalo tidak begadang kerjaanya setiap hari, ada gak ada tugas ya begadang aja. 

Sudah lama sih sebetulnya aku punya ketakutan ditambah jarang olahraga. Tapi ya namanya merasa " ah aku masi muda, santai aja deh". Gara-gara sebuah obrolan tentang kesehatan dan temanku merekomendasikan nonton "The Game Changer", jadilah akhirnya aku memulai untuk hidup lebih sehat lagi dan menjaga lagi. 

Setelah pulang dari ngopi, besoknya akupun langsung nonton film tersebut. Jujur kaget sih, tapi gamasalah masih ada waktu untuk merubah pola hidup yang lebih baik. Perjalanan merubah pola hidup ini ku mulai dengan mencoba belajar plant based selama 30 hari. 

 

 

Aku memulai mencoba berlatih untuk plant based  dengan mengubah pola pikir, bahwa makan apapun yang berasal dari tumbuhan tidak akan membuatmu lemah, seandainya pun pengen jajan, jajanan yang sumbernya dari protein nabati juga tersedia banyak. Dengan meninggalkan beberapa makanan daging, tidak membuatmu akan cepat lapar, intinya sih harus yakin terhadap metabolisme tubuh sendiri. Aku membuat catatan kecil, kira-kira apa ya yang perlu dihindari saat uji coba plant based ini. Ketika pola pikirku terhadap plant based sudah cukup percaya diri, jadilah aku memulai niat ini. Oiya dalam perjalanan berlatih Plant Based ini aku hanya menceritakan caraku memulai, aku bukan ahli dalam gizi atau kesehatan. Syukurnya dalam perjalanan ini, aku tidak mengalami gangguan kesehatan, kurang gizi atau lemas. 


Coba Buatlah Catatan Menu Harian 

 Sebelum berbelanja, malam harinya aku mencatat menu yang akan aku masak   dalam 3 hari ke depan, mulai dari menu pagi dan menu malam. Sejujurnya ini akan menjadi efektif, karena kita bisa lihat-lihat resep dulu mau masak apa, dan nantinya bisa menentukan budget. Oiya aku juga pernah lho bergumam saat masuk ke toko sayur, karena melihat banyaknya jenis sayuran. Akupun mempertanyakan diri sendiri " Kenapa aku harus cari produk daging ya, di sini ada paprika, bayam, buncis, lobak "  pokoknya buanyak deh. Beragam jenis sayuran ini bisa ternyata dipadu-padankan, bikinlah resep versimu sendiri. 


Tidak Perlu Takut Untuk Kembali Makan Protein Hewani !

Aku sempat membaca beberapa tulisan tentang berlatih Plant Based dan melihat beberapa video di Youtube. Intinya ketika kita masih dalam tahap belajar, gapapa kalaupun seandainya lagi pengen banget makan Protein Hewani. Istilahnya kita gak perlu ngoyoh atau forsir diri sendiri. Anggap saja ini latihan makan sayur, perlu pembiasaan dan biar gak bosen ya membiasakannya harus pelan-pelan. Semisal dalam satu minggu, yang biasanya makan ayam setiap hari nah dikurangi, dibuat hanya 3x saja pun termasuk makan telor maupun daging. 

Tentu kebiasaan mengurangi ini perlahan akan berkurang dengan sendirinya. Hal ini ku praktekkan langsung ke Jun. Jun sejak kecil gak suka sayur sama sekali, setelah nonton The Game Changer, akhirnya dia sadar dan mau belajar makan sayur. Di minggu-minggu pertama dia makan ayam, yasudah aku biarkan saja gapapa haha dia pun sesekali minta ijin ke aku, ya aku bilang " makan aja gamasalah". Tentu hari-hari berikutnya karena lebih seringnya kami makan protein nabati, jadilah mulai terbiasa dan Jun sudah tidak mencari daging ayam lagi.


 Mulai belajar Memasak Sendiri

Sebagai anak yang malas masuk dapur dan pegang pisau aja gemetaran. Jujur bulan September kemarin adalah bulan pertama aku untuk lebih berani sering memasak daripada beli di luar haha. Aku mulai belajar untuk memasak beragam sayuran dari labu siam, paprika, pare, brokolli dan banyak sayur lainnya. Ternyata memasak sayuran menggoreng tempe jatuhnya lebih gampang daripada bikin ayam kecap haha. Kalau lagi selow aku suka lihatin menu-menu di Cookpad, Youtube. atau kadang aku lihat di akun Instagram @bekalmakansiang. Memasak sayur tidak butuh waktu lama juga, karena kalau lama-lama kandungan vitaminya bisa berkurang, sayurnya layu banget dan gak krenyes-krenyes. 



     Apakah Plant Based Harus Mahal ?

Saat pertama memulai Plant Based aku kerap kali mendengar kalau memilih gaya hidup plant based  produknya mahal-mahal dan bikin kantong bolong. Tentu buatku sih ini pilih-pilih aja ya. Beberapa produk memang harganya mahal, tapi opsi lainnya masih banyak banget, fokus sama apa yang akan kamu makan. Makan enak, hiegenis dan menyehatkan tidaklah harus mahal. 

 

Gimana nih, aku masih punya produk Hewani ?

Sejujurnya aku waktu awal memulai plant based masih punya beberapa produk hewani seperti yoghurt, susu dan beberapa kaldu. Buatku sih tidak masalah, plis jangan dibuang, dipake aja sampai habis. Tapi kalau memang masih baru produknya dan bisa dikasihkan ke temanmu ya kasihkan aja. 


Ketika memulai plant based versiku ini tentu tidaklah bisa 100% berubah tanpa memakan protein hewani. Seiring berjalannya waktu tentu aku makan beberapa produk yang mengandung telur atau susu. Menurutku itu bukanlah sebuah kegagalan tapi sebuah proses. Aku juga pernah memesan seblak jamur tapi ada sayap ayamnya haha atau memesan baso Aci dan ternyata isinya adalah daging sapi. Ketika aku makan sayap ayam, aku merasa biasa aja. Tidak ada kesan " ini enak banget jadi pengen nambah lagi". Mungkin aku sudah stop makan daging ayam 3 Mingguan ya, jadi pas ketemu punya respon yang biasa aja.