22 Feb 2021
Cicipi Pizza dengan Suasana Beda di Nanamia Pizzeria Yogyakarta
8 Jan 2021
Jalan Santai Ke Gunung Api Purba Ngelanggeran
Aslinya rencana jalan santai ke Gunung Api Purba ini super mendadak. Awalnya saya minta kado ulang tahun dari Jun pergi naik Andong saja, tapi karena Desember memang bulan musim hujan, jadilah pergi ke Gunung Api Purba. Jujur saya tipikal jarang punya ekspetasi tinggi untuk sebuah destinasi. Jadi ya saya gak kecewa-kecewa amat kalau nantinya zonk.
Seperti biasa kami bangun terlalu siang, harusnya sih pengen mulai jalan jam 6 pagi. Tapi, karena kesiangan akhirnya ya berangkat jam set 8 pagi. Kami menuju Gunung Api Purba menggunakan sepeda motor, kami melakukan perjalanan sekitar 1 jam saya. Memang sedekat itu kalau misal berangkat dari Kota Jogja. Karena gak sempat sarapan, di tengah perjalanan, saya menghabiskan Cinnamon Rolls yang semalam saya beli di Starbuck. Rutenya gampang banget, tinggal ikuti arahan google maps. Karena saya pake petunjuk sepeda motor, jadilah saya sempat masuk ke hutan dan perkampungan warga gitu.
Tiba di perkampungan warga, kami berdua berhenti sejenak untuk isi bahan bakar dan membeli jajanan di sebuah warung. Sudah beli-beli jajan, perjalanan kami lanjutkan lagi. Gak sampe 15 menit, kami sudah tiba di loket Gunung Api Purba. Tinggal di Jogja 3 tahun, saya belum pernah sama sekali naik Gunung Api Purba. Ya karena belum ada waktu aja haha.
Waktu nyampe di lokasi, kami berdua bingung. Kok sepi ya, wah asik nih berarti ga ada orang naik gitu. Yasuda, kami langsung menuju loket untuk membayar tiket masuk. Di sini sebetulnya sudah bisa bayar pake dompet digital, tapi lagi-lagi karena petugasnya yang melayani saya belum bisa alias gatau caranya, jadilah saya bayar cash saja. Kemarin sih untuk 2 orang dan parkir motor, kami kena tarif 22.000. Jadi, 10.000 per-orang dan tarif parkirnya 2000 saja. Setelah selesai membayar, kami berdua langsung menuju pintu masuk dan langsung jalan santai.
Awal masuk, kami berjalan menaiki tangga-tangga, jalanannya sesekali datar, dan sesekali masuk sempit-sempitan lewati batu besar haha. Sebenernya seru sih, cuma ternyata di sini banyak nyamuknya, jadi saran saya jangan lupa bawa lotion nyamuk. Oiya, saat ke sini kondisi tanahnya licin sekali, karena memang lagi musim hujan, jadi harus berhati-hati.
Jalan santai menuju puncak ini butuh waktu kira-kira 1 jam saja kalau sama turunnya ya kurang dari 2 jam saja. Waktu tiba di pos kedua, saya kaget karena ternyata pendakian ini tidak sepi-sepi amat. Ada beberapa gerombolan orang juga naik sampai ke puncak, ya kalo dihitung-hitung ada 10 orang lah ya. Saat menuju puncak di perjalanan terakhir saya harus menaiki tangga kayu, tangganya gak sempat saya foto soalnya buru-buru naik haha.
Oiya karena licin banget, Jun sempat berdiri di sebuah bukit gitu dan hasilnya pas dia turun, akhirnya dia terpeleset. Aku tertawa dibalik masker haha, dia langsung berdiri dan mangkel dengan sendirinya. Sepanjang perjalanan Jun mangkel dengan sendirinya, karena banyak nyamuk, licin dan tentunya hutannya ini gak dingin justru malah panas suasananya.
Tiba di puncak saya cepat-cepat memotret pemandangan di sekitar. Gak lama-lama, karena ternyata banyak orang. Emang sih banyak orang versi perjalanan covid dan gak covid terasa bedanya. Dulu 10 orang itu terasa dikit, tapi karena sekarang lagi Covid, jadilah saya horor sedikit. Saya berusaha menjauh dari orang-orang, cuek juga karena males dimintai tolong foto-foto haha.
Jun masih dengan posisi kesal dan gak mau mengulang lagi ke sini haha, saya juga sebel sih karena emang panas banget. Padahal ini musim hujan lho dan sehabis hujan, kayak gak ada dingin-dingin dikitnya gitu. Setelah selesai foto-foto di atas dan tidak selfie berdua juga, karena lagi-lagi kami pengen cepet turun dan mengakhiri perjalanan ini.
Karena licin banget, ini juga jadi kehati-hatian saya buat berjalan turun. Duh saya itu suka naik gunung, tapi emang gak jago kalo disuruh turun, kayak takut terpeleset gituloh. Jadilah kemarin hati-hati banget. Sepanjang perjalanan turun, biar gak sama-sama badmood, akhirnya Jun cerita materi-materi diklat waktu dia gabung di Majapala, mulai dari teknik berjalan yang benar, tumbuhan apa yang bisa dimakan di alam bebas dan masih banyak lagi.
Oiya jalanan naik dan turun di Gunung Api Purba ini bedaloh rutenya, jadi kalau sudah sebel sama jalur berangkatnya, nanti gausa sebel lagi sama jalur turunnya. Soalnya turun ini lebih slow gitu jalanannya. Kami berhenti beberapa kali untuk tarik nafas sebentar dan berjalan lagi sampe berjumpa dengan rumah penduduk. Kalau sudah kelihatan halaman rumah penduduk, itu artinya kalian sudah sampai dan siap jalan ke parkiran. Oiya dari halaman rumah penduduk menuju tempat parkir itu, kami harus berjalan kira-kira 500 meter. Jadi jangan senang dulu haha
Setelah berjalan, kami menyempatkan untuk cuci tangan di tempat yang sudah disediakan. Sayangnya menurutku tempat cucinya ini belum siap sempurna gitu, karena sabunnya terlalu banyak air gitu dan tempatnya kurang bersih. Saranku sih, kalau mau pergi di masa covid gini, jangan lupa bawa sabun cuci tangan sendiri saja yang kecil, lalu tetap bawa hand sanitizer juga ya.
(Perjalanan dilakukan tanggal 11 Desember 2020)
3 Okt 2020
Belajar Plant Based 30 Hari
Akhir Agustus bulan lalu di sebuah kedai kopi, aku dan Jun berjumpa dengan teman kami yang telah lama gak jumpa karena covid. aku masih ingat, waktu itu obrolan kami bertiga tampak dalam sekali, mulai dari ngobrolin masa depan, mau kerja apa, mau menjadi apa besok dan berujung pada obrolan tentang menjaga kesehatan tubuh. Sejujurnya semenjak menjadi mahasiswa, rutinitas makanku sangatlah buruk dengan asupan gizi yang tidak jelas menurutku karena banyaknya junk food. Belum lagi sebagai mahasiswa, gak afdol rasanya kalo tidak begadang kerjaanya setiap hari, ada gak ada tugas ya begadang aja.
Sudah lama sih sebetulnya aku punya ketakutan ditambah jarang olahraga. Tapi ya namanya merasa " ah aku masi muda, santai aja deh". Gara-gara sebuah obrolan tentang kesehatan dan temanku merekomendasikan nonton "The Game Changer", jadilah akhirnya aku memulai untuk hidup lebih sehat lagi dan menjaga lagi.
Setelah pulang dari ngopi, besoknya akupun langsung nonton film tersebut. Jujur kaget sih, tapi gamasalah masih ada waktu untuk merubah pola hidup yang lebih baik. Perjalanan merubah pola hidup ini ku mulai dengan mencoba belajar plant based selama 30 hari.
Aku memulai mencoba berlatih untuk plant based dengan mengubah pola pikir, bahwa makan apapun yang berasal dari tumbuhan tidak akan membuatmu lemah, seandainya pun pengen jajan, jajanan yang sumbernya dari protein nabati juga tersedia banyak. Dengan meninggalkan beberapa makanan daging, tidak membuatmu akan cepat lapar, intinya sih harus yakin terhadap metabolisme tubuh sendiri. Aku membuat catatan kecil, kira-kira apa ya yang perlu dihindari saat uji coba plant based ini. Ketika pola pikirku terhadap plant based sudah cukup percaya diri, jadilah aku memulai niat ini. Oiya dalam perjalanan berlatih Plant Based ini aku hanya menceritakan caraku memulai, aku bukan ahli dalam gizi atau kesehatan. Syukurnya dalam perjalanan ini, aku tidak mengalami gangguan kesehatan, kurang gizi atau lemas.
Coba Buatlah Catatan Menu Harian
Sebelum berbelanja, malam harinya aku mencatat menu yang akan aku masak dalam 3 hari ke depan, mulai dari menu pagi dan menu malam. Sejujurnya ini akan menjadi efektif, karena kita bisa lihat-lihat resep dulu mau masak apa, dan nantinya bisa menentukan budget. Oiya aku juga pernah lho bergumam saat masuk ke toko sayur, karena melihat banyaknya jenis sayuran. Akupun mempertanyakan diri sendiri " Kenapa aku harus cari produk daging ya, di sini ada paprika, bayam, buncis, lobak " pokoknya buanyak deh. Beragam jenis sayuran ini bisa ternyata dipadu-padankan, bikinlah resep versimu sendiri.
Tidak Perlu Takut Untuk Kembali Makan Protein Hewani !
Aku sempat membaca beberapa tulisan tentang berlatih Plant Based dan melihat beberapa video di Youtube. Intinya ketika kita masih dalam tahap belajar, gapapa kalaupun seandainya lagi pengen banget makan Protein Hewani. Istilahnya kita gak perlu ngoyoh atau forsir diri sendiri. Anggap saja ini latihan makan sayur, perlu pembiasaan dan biar gak bosen ya membiasakannya harus pelan-pelan. Semisal dalam satu minggu, yang biasanya makan ayam setiap hari nah dikurangi, dibuat hanya 3x saja pun termasuk makan telor maupun daging.
Tentu kebiasaan mengurangi ini perlahan akan berkurang dengan sendirinya. Hal ini ku praktekkan langsung ke Jun. Jun sejak kecil gak suka sayur sama sekali, setelah nonton The Game Changer, akhirnya dia sadar dan mau belajar makan sayur. Di minggu-minggu pertama dia makan ayam, yasudah aku biarkan saja gapapa haha dia pun sesekali minta ijin ke aku, ya aku bilang " makan aja gamasalah". Tentu hari-hari berikutnya karena lebih seringnya kami makan protein nabati, jadilah mulai terbiasa dan Jun sudah tidak mencari daging ayam lagi.
Mulai belajar Memasak Sendiri
Sebagai anak yang malas masuk dapur dan pegang pisau aja gemetaran. Jujur bulan September kemarin adalah bulan pertama aku untuk lebih berani sering memasak daripada beli di luar haha. Aku mulai belajar untuk memasak beragam sayuran dari labu siam, paprika, pare, brokolli dan banyak sayur lainnya. Ternyata memasak sayuran menggoreng tempe jatuhnya lebih gampang daripada bikin ayam kecap haha. Kalau lagi selow aku suka lihatin menu-menu di Cookpad, Youtube. atau kadang aku lihat di akun Instagram @bekalmakansiang. Memasak sayur tidak butuh waktu lama juga, karena kalau lama-lama kandungan vitaminya bisa berkurang, sayurnya layu banget dan gak krenyes-krenyes.
Apakah Plant Based Harus Mahal ?
Saat pertama memulai Plant Based aku kerap kali mendengar kalau memilih gaya hidup plant based produknya mahal-mahal dan bikin kantong bolong. Tentu buatku sih ini pilih-pilih aja ya. Beberapa produk memang harganya mahal, tapi opsi lainnya masih banyak banget, fokus sama apa yang akan kamu makan. Makan enak, hiegenis dan menyehatkan tidaklah harus mahal.
Gimana nih, aku masih punya produk Hewani ?
Sejujurnya aku waktu awal memulai plant based masih punya beberapa produk hewani seperti yoghurt, susu dan beberapa kaldu. Buatku sih tidak masalah, plis jangan dibuang, dipake aja sampai habis. Tapi kalau memang masih baru produknya dan bisa dikasihkan ke temanmu ya kasihkan aja.
Ketika memulai plant based versiku ini tentu tidaklah bisa 100% berubah tanpa memakan protein hewani. Seiring berjalannya waktu tentu aku makan beberapa produk yang mengandung telur atau susu. Menurutku itu bukanlah sebuah kegagalan tapi sebuah proses. Aku juga pernah memesan seblak jamur tapi ada sayap ayamnya haha atau memesan baso Aci dan ternyata isinya adalah daging sapi. Ketika aku makan sayap ayam, aku merasa biasa aja. Tidak ada kesan " ini enak banget jadi pengen nambah lagi". Mungkin aku sudah stop makan daging ayam 3 Mingguan ya, jadi pas ketemu punya respon yang biasa aja.
7 Mei 2020
Kita bukan pemilik skenario yang sebenarnya
![]() |
Bertegur sapa di kala senja |
Aku sudah lama rasanya gak menulis yang ringan dan santai seperti ini. Mau nulis tema travel kok ya belum mood dan pas waktunya. Bagaimana kabarnya semua ? Semoga senantiasa dalam keadaan baik, sehat dan kenyang.
7 Feb 2020
Blackbone Coffee Kedai Kopi Untuk Semua Kalangan
Karena parkirannya cukup luas, kamu gak perlu khawatir apabila ingin membawa mobil. Paling menyenangkannya lagi adalah di sini bebas parkir haha. Bayangkan kalau setiap hari keluar hingga 5x tempat, parkir aja bisa habis sepuluh ribu nah dikali 30 hari jadi berapa coba ?
Aku pernah juga lho menghabiskan satu hari penuh untuk di Blackbone, keluar Blackbone cuma buat ke masjid di sebelahnya saja. Seharian penuh aku pesen kopi,kentang goreng, beli rice bowl, pesen teh, sampai malamnya ku tutup dengan makan salad haha banyak juga makanku.. Tidak lain dan tidak bukan, hanya untuk menganalisa bab 4 Tesis. Buatku juga wifi di sini lancar-lancar saja, aku jarang sekali mendapati lemot jaringan saat sedang mengerjakan sesuatu. Ya kecuali kalau kedai sedang ramai sekali, biasanya sih ramai-ramainya pas malam Minggu.
Oh ya kedai kopi ini buka dari jam 9 pagi hingga jam 12 malam untuk hari Senin-Kamis. Kalau hari Jum'at, Sabtu dan Minggu, mereka tutupnya lebih lama, buka dari jam 9 pagi dan tutup jam 1 dinihari.
Jadi, kapan kamu mau ngopi di sini ?
31 Jan 2020
Pengalaman Naik Kereta KTM Berhad : RUTE BUTTERWORTH - IPOH - KUALA LUMPUR
26 Jan 2020
Pretty Odd Coffee Bar Jogja tempat yang kecil dan rasa yang unik
![]() |
Tampilan depan Pretty Odd |
18 Jan 2020
Cerita Berkunjung ke Cimory Prigen
4 Jan 2020
Seminggu Keliling Pulau Bawean (Part II)
Gili Noko |
Gili Noko |
Gili Noko |
Batu-batuan di Pulau Cina |
23 Des 2019
Seminggu Keliling Pulau Bawean
Hello Bawean |
Beberapa Rekomendasi Penginapan
Hotel Miranda Bawean : Jl. Umar Mas'ud, Sawah Mulya, Sangkapura. Telp : 0812-1740-6743
Fatin Motel : Jl. Dermaga Sungai Tik, Sangkapura,. Telp : 0812-5261-4664
POPULAR POSTS
-
Setelah mengunjungi Desa Wisata Poncokusumo, tibalah waktunya untuk berangkat menuju Desa Wisata Sanankerto. Desa Wisata Sanakerto ini ...
-
Awalnya saya bingung saat hendak ke Wonosobo, baiknya menggunakan transportasi apa yang murah dan aman. Hasil browsing di beberapa ko...
-
Sudah lama sekali saya tidak menulis, maafkan para pembaca mesra *sinipelukdulu* karena tugas perkuliahan yang berhamburan,* kuliah nomo...
-
Semenjak di Jogja, saya semakin sering bepergian ke Semarang untuk mampir ke rumah Sepupu. Biasanya saya memilih untuk naik bis untuk ...
-
Saya dan Imama di Ledok Sambi ( 3/9/18). Ajakan Ce Ima ini, mengantar saya menuju Ledok Sambi di Minggu pagi (3/9/18). Ledok Sambi ini...
-
Halo semua, apa kabar? Pada tulisan saya kali ini. Saya akan menulis review atau lebih tepatnya pengalaman pribadi saat menggunakan sepa...
-
Hidup adalah pilihan, Tuhan saja memberikan ruang untuk memilih, kenapa kamu yang repot Mungkin ini adalah postingan pertama s...
-
Kemarin sebelum pulang ke Surabaya, seperti biasa saya menghabiskan waktu untuk duduk-duduk di 0 Kilometer Jogja hampir 4 Jam. Entah se...
-
Kira-kira pukul 1 Siang, saya dan Tim #EksplorDeswitaMalang sudah tiba di Desa Wisata Pujon Kidul. Kami langsung mendarat di Cafe Sawah...
-
Kalau mendengar Bantur, tentunya akan bertanya-tanya. Bantur itu sebenernya ada dimana ? Daerah disini sudah tidak asing lagi dengan pan...

BLOG ARCHIVES
-
►
2019
(20)
- Desember (2)
- November (3)
- September (3)
- Juli (5)
- Mei (1)
- Maret (3)
- Februari (1)
- Januari (2)
-
►
2018
(19)
- Desember (2)
- November (2)
- Oktober (3)
- September (1)
- Agustus (1)
- Juli (1)
- Mei (3)
- April (2)
- Maret (3)
- Januari (1)
-
►
2017
(26)
- Desember (1)
- November (3)
- Oktober (5)
- September (2)
- Juli (1)
- Juni (3)
- Mei (2)
- April (4)
- Maret (3)
- Februari (1)
- Januari (1)
